Teologi 22 Juli 2022

Agama dan Budaya

Agama dan budaya? Bukanlah hal yang asing di telinga kita. Seringkali kita mendengar kata ini diperbincangkan dari mulut ke mulut bahkan jadi sebuah perdebatan bagi sebagian kalangan. Dua kata yang tak hanya sekali berjalan berdampingan dan selalu disamakan. Ini menunjukkan bahwa ada relasi diantara keduanya. Padahal jika diteliti, agama dan kebudayaan adalah dua hal yang berbeda. Agama merupakan segala sesuatu yang didapat atau bersumber dari Tuhan, sedangkan kebudayaan merupakan segala sesuatu yang diciptakan atau produk (cipta, rasa, karsa) dari manusia. Meskipun berbeda, agama dan kebudayaan tetaplah dikaitkan dan memiliki relasi yang kuat.

Relasi antara agama dan budaya menurut pandangan saya yaitu agama menyebarkan ajarannya salah satunya melalui budaya dan budaya membutuhkan agama untuk melestarikannya. Agama tidak serta-merta menghapus budaya dalam masyarakat, yang beberapa memang tidak sesuai dan bertolak belakang dengan nilai-nilai agama. Akan tetapi, agama lebih menggunakan budaya untuk media dakwah sekaligus masuk dalam budaya dengan menyesuaikan apa yang boleh atau sesuai dengan ajarannya  Di sini agama berperan untuk memfiltrasi berbagai norma dan nilai dari kebudayaan, misalkan dalam budaya bugis: budaya mappalette bola, Siri' Na Pacce, Ma'baca-baca, dan sebagainya. Ini juga meliputi relasi antara manusia dengan alam, atau antara manusia dengan makhluk lainnya, seharusnya bukan merupakan relasi antara penakluk dengan yang ditaklukan, hamba dengan tuannya, melainkan sebuah relasi harmonis, yang mengutamakan kebersamaan, cinta dan kasih sayang. Hal ini pun pada dasarnya telah diajarkan oleh agama, interaksi yang bersifat harmonis itu, adalah interaksi yang saling memperhatikan perkembangan situasi antara satu dengan yang lainnya. Ini merupakan prinsip pokok yang merupakan landasan interaksi antara manusia dengan makhluk lainnya, termasuk kepada alam, dan keharmonisan hubungan ini pula yang menjadikan tujuan dari segala etika agama.

Adanya relasi antara agama dan kebudayaan diperkuat oleh salah satu argument ketika saya menyambangi sanggar seni teman saya, “Kesenian terutama tarian tradisional Nusantara dipengaruhi oleh agama. Seperti tarian Bali dipengaruhi oleh agama Hindu, tarian Jawa dipengaruhi oleh Kejawen, dan tarian Aceh dipengaruhi oleh agama Islam, sehingga para penari harus mengikuti tata cara dan adab menari”. Hal ini menegaskan bahwa agama mampu memengaruhi budaya yang ada.

Seperti halnya yang dikatakan KH. Said Aqil Siroj, Beliau mengatakan pula bahwa pakaian batik itu budaya, tetapi orang sah sholat dengan memakai batik sebagai sarana untuk menutup aurat. Artinya budaya bisa mendukung tegaknya agama. Dan begitupula agama mendukung lestarinya budaya, seperti halnya di daerah saya, semasa saya kecil, ketika ada kerabat atau tetangga yang mau menikah ada yang namanya tradisi "mappaccing" yang di mana sebelum pelaksanaan terlebih dahulu di lakukan tradisi barsanji yang isinya berupa salawatan untuk Rasulullah Saw. Inipun membuktikan adanya relasi antara agama dan budaya.

Bukan hanya itu saja, masalah juga terjadi saat budaya dibenturkan dengan nilai-nilai agama. Kembali lagi kepada kebiasaan saya pribadi yang bisa di katakan kemanapun kaki saya berpijak pasti ada badik yang terselip di pinggang saya yang di mana tujuannya sudah jelas landasan utama saya adalah budaya. Tapi masih banyak oknum di luar sana yang beranggap kalau saya musyrik atau menduakan tuhan karna masih percaya dengan benda seperti itu apa lagi kembali dari opini sebagian masyarakat bahwasanya orang yang membawa badik identik dengan hal kriminalitas padahal saya melestarikan budaya saya. Untuk tujuan itu nanti saya akan tulis khusus membahas Badik di lain waktu.

Mengapa demikian masyarakat beropini seperti itu? Hal ini dikarenakan ada sebagian oknum beragama yang mana mereka membenturkan budaya dengan agama. Di sini terlihat ada perbedaan dalam penginterpretasian budaya. Pihak yang pro menilai bahwa budaya sebagai tradisi yang harus dilestarikan sedangkan pihak yang kontra memiliki penafsiran lain. Pihak yang kontra membenturkan budaya dengan ajaran agama sehingga mereka merasa yang saya lakukan sesat, syirik, dan betentangan dengan ajaran Islam.

Memiliki pandangan yang berbeda di masyarakat itu sah-sah saja. Akan tetapi output atau tindakan yang diadopsi setelahnya adalah masalahnya. Di mana dengan adanya oknum yang membenturkan budaya dengan ajaran agama yang masing-masing memiliki pendapat ingin selalu benar dan menganggap yang bersebelahan adalah salah Baru bisa memecah belah bangsa. Perlu diingat bahwa Indonesia bukan negara agama, tetapi negara yang beragama. Jadi dalam hal ini, akan lebih elok apabila setiap orang sadar untuk menanamkan jiwa toleran dalam dirinya. Indonesia sendiri juga tidak hanya mengakui satu agama saja melainkan enam agama, yakni Islam, Hindu, Buddha, Katholik, Kristen Protestan, dan Kong Hu Cu. Selain itu, juga ada aliran kepercayaan lain yang sudah menyatu dengan masyarakat seperti halnya di Islam ada Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, Wahda dan sebagainya.

Kesimpulannya, agama dan budaya memanglah dua hal yang berbeda. Akan tetapi perbedaan ini bukanlah hal yang perlu dibenturkan. Kita sebenarnya bisa berjalan berdampingan  dan sama-sama memperoleh kedamaian dalam menjalani kehidupan. Hanya saja, masih diperlukan kesadaran setiap insan untuk menerapkan nilai toleransi. Saya yakin, kita sebagai bangsa yang majemuk bisa berjalan berdampingan, tanpa perlu untuk saling membenturkan perbedaan yang ada. Seperti kata para ulama, mengatakan “agama melarang adanya perpecahan, bukan perbedaan”.

Oleh Andi Mulla Shadra Aznan 
Sekertaris Umum Pimpinan Komisariat Pendidikan Non Formal Universitas Muhammadiyah Bulukumba 

Official Pintu Peradaban
341 79

Advertisement

Iklan Banner
Iklan Banner

Latest News

Sosial 02 April 2025
IPPMATIRTA Sukses Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Desa Tirongkotua

IPPMATIRTA Sukses Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Desa Tirongkotua

Ajmail Umar
103
Get In Touch

Berdikari C, Jln. Ahmad Yani, Bulukumba

62 853-4365-2494 / 62 853-4043-4280

official@pintuperadaban.com

Follow Us

© Pintu Perdaban.Com. All Rights Reserved. Design by HTML Codex